Wednesday, May 16, 2012

ORANG YANG MENGHALANGI ANDA


Bagaimana bila ada orang sedemikian ngotot menghalangi anda mencapai sukses ?
Bagaimana bila orang itu yang selalu merintangi anda di setiap usaha ?
Bagaimana perasaan anda terhadap orang itu ?
Bagaimana kalau orang itu selalu muncul sambil membawa segudang alasan untuk menghalangi anda bertindak ?
Bagaimana kalau orang itu adalah anda sendiri ?
boleh jadi ada kemungkinan, diri sendiri adalah musuh terbesar anda dalam menghalangi sukses.
Pernahkah anda memergoki diri anda sendiri berkata ” Aku tidak mungkin melakukan itu”
Bukankah suara kecil itu juga yang selalu merintangi tujuan anda, dan membawa beribu-ribu alasan bahwa ini dan itu adalah MUSTAHIL.
Keterbatasan yang anda miliki memang meminta anda untuk membatasi diri, tetapi keputusan tetap di tangan anda. suara kecil itu silahkan bicara apa saja.
Relakah anda dipenjara oleh keterbatasan ? tentu TIDAK.
Bayangkan apa yang dapat anda capai bila anda 100 % mendukung diri anda sendiri.
Nah Silahkan BERHENTI menghayal dan mulailah kehidupan.

BATU BESAR




SEORANG dosen sedang memberikan kuliah tentang manajemen waktu kepada mahasiswa MBA di suatu hari. Dengan penuh semangat ia berdiri di depan kelas dan berkata,”oke, sekarang waktunya untuk quiz…” Berikut ini kisahnya!!!
Ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakannya di atas meja. Kemudian ia mulai mengisi ember itu dengan batu sebesar kepalan tangan sampai penuh. Dosen itu bertanya,”menurut kalian, apakah sekarang ember ini telah penuh?”
Serentak semua mahasiswa berkata,”Tentu saja, Ya…”
Dosen itu tersenyum dan bertanya,”Yakinkah kalian?” Kemudian ia mengeluarkan kembali sekantung batu kerikil kecil dan perlahan menuangkannya ke dalam ember yang berisi batu tadi. Perlahan tapi pasti kerikil-kerikil tersebut mengisi ruang kosong yang diciptakan oleh batu yang masuk sebelumnya. Setelah mengisi penuh ember tersebut dengan kerikil, dosen itu bertanya kembali,”Nah…sekarang menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?”
Kali ini para mahasiswa terdiam. Beberapa saat beberapa mahasiswa menjawab ragu,”Mungkin tidak…”
“Bagus..”kata dosen itu. Kemudian ia mengeluarkan sekali lagi sekantung pasir dan mulai menuangkan ke dalam ember sambil digoyang-goyangkan sehingga pasirnya masuk mengisi celah antara batu dan kerikil tadi. Setelah penuh dosen itu bertanya kembali,”Baiklah, sekarang apakah menurut kalian ember ini sudah penuh?”
“Beelllummm…” sahut seluruh mahasiswa itu serentak.
“Bagus…bagus…” kata dosen itu sambil tersenyum memandang seluruh mahasiswanya. Kembali dosen itu mengeluarkan segalon air dan mulai mengisi ember itu sampai air memenuhi bibir ember tersebut. Kemudian bertanyalah dosen itu, “Mengertikah kalian arti dari ilustrasi yang baru saja saya sampaikan tadi?”
Seorang mahasiswa sontak mengacungkan tangan,”artinya tak peduli petapa padatnya waktu kita tapi apabila kita mau melakukannya maka semua bisa kita kerjakan.”
“Oh bukan begitu maksudnya. Apa yang ingin saya sampaikan adalah…”kata dosen itu sambil menatap satu per satu mahasiswanya,” kenyataan dari ilustrasi itu yaitu apabila kita tidak pernah memasukkan “batu besar” itu terlebih dahulu maka kita tidak akan bisa memasukkan semuanya….”
Terdapat Renungan di dalamnya:
Apa maksud “batu besar” tersebut dalam hidup Anda? Pekerjaan, keluarga, anak-anak, pasangan hidup, waktu untuk memberi perhatian kepada orang lain, mendengarkan orang lain, peduli terhadap orang lain, melakukan pekerjaan yang dicintai, kesehatan Anda, teman atau semua yang berharga.
Ingatlah untuk selalu memasukkan “batu besar” terlebih dahulu atau Anda akan kehilangan semuanya. Bila Anda mulai mengisinya dengan hal-hal kecil (kerikil, pasir dan air) maka hidup Anda akan dipenuhi dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini sebenarnya tidak perlu terjadi. karena dengan begitu Anda tidak akan pernah memiliki waktu yang besar untuk melakukan hal-hal lain yang lebih besar dan berguna.
Karena itu pikirkanlah dan ingatlah setiap awal hari sebelum Anda akan mulai melakukan sesuatu: Apakah “batu besar” yang hari ini akan saya kerjakan pertama kali?
sumber : http://muislife.com/tag/mencari-jati-diri

10 Kalimat Wajib Diwaspadai

Saya sering mengamati kehidupan dan suka mengamati bagaimana orang-orang saling berinteraksi, saling memberi kalimat penyejuk hati, entah interaksi verbal, maupun tulisan di berbagai media sosial (Facebook, twitter, dsb). Agak berbeda dengan yang lain (mungkin), struktur otak saya lebih suka memperhatikan apa yang tersirat dari pada hanya sekedar mendengarkan apa yang meluncur dari mulut (atau tulisan) guru-guru besar tersebut.
Guru Besar? yup! saya selalu menganggap orang-orang di sekitar saya adalah guru. Saya bisa belajar dari mereka, saya dapat menemui banyak contoh; contoh baik dan buruk tentunya. Saya juga bisa belajar dari kesalahan dan kebenaran yang telah mereka lakukan, sekaligus langsung bisa melihat dampaknya pada diri mereka masing-masing sebelum berusaha ‘meniru’ apa yang telah mereka lakukan.
Apa yang saya dapatkan? Setidaknya ada 10 kalimat yang memiliki dampak cukup unik pada motivasi hidup. Saya tidak berani berkata “harus menghindari” kalimat-kalimat ini.. Saya hanya bisa “mewaspadainya” sebelum kalimat-kalimat itu menyusun kekuatannya dan mulai menjadi jangkar dalam hidup saya…

1. Saya tidak mungkin melakukannya

Hmm… saya tidak perlu mengkerdilkan diri dan kemampuan saya untuk berkata seperti itu. Saya percaya, sebagai ciptaan yang paling sempurna, ada kekuatan luar biasa yang telah diturunkan langsung dari atas ‘sono’ .

2. Saya tidak punya bakat

Bakat? talenta? yup.. saya akui, “Pintar memang bisa dipelajari, tetapi “bintang” adalah dilahirkan“. Ada beberapa orang yang dianugerahi talenta luar biasa. Tetapi, hal ini bukan berarti orang yang lainnya tidak mempunyai talenta apa pun, kan? Saya sering melihat bagaimana orang-orang bisa berhasil walau hanya berbekal satu atau dua talenta saja. Sebaliknya saya juga sering melihat banyak orang gagal dan terbuang walau sebenarnya multitalenta.
Sikap, perilaku, dan perkataan justru lebih menentukan bagaimana seseorang bisa dihargai dan diterima oleh lingkungannya. Saya sendiri lebih menghargai, mendukung, bahkan memprioritaskan “orang-orang biasa” yang berperilaku santun, tekun, dan lemah lembut, daripada mereka yang berbakat luar biasa tetapi memiliki sikap dan perkataan yang kasar atau tidak mengenakkan.. (I know it is ridiculous, but that’s the fact.. ; )  )
Hmmm.. anyway, “bakat” sendiri bukan sebuah hal yang statis. Bakat “ada” karena apa yang biasa dilihat, didengar, dirasakan.. ini proses selama bertahun-tahun. Seorang anak yang dilahirkan dari keluarga seniman.. karena terbiasa mendengarkan nyanyian ibunya sejak kecil, karena terbiasa melihat bapaknya menggambar, saya yakin, ketika dewasa ia akan mewarisi bakat seni orang tuanya (walau belum tentu menyukainya). Demikian juga anak-anak lain yang dibesarkan dari keluarga bisnisman, ilmuwan, dan sebagainya. Sekalipun hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan psikolog, tetapi saya boleh percaya bahwa manusia punya kuasa untuk menciptakan “bakat”!

3. Saya cuma lulusan SD

Kata “SD” pada kalimat di atas boleh diganti dengan “SMP”, “Kejar Paket A”, “TK”, atau apalah..  Yang jelas, pendidikan bukan penentu utama keberhasilan seseorang. Memang, mereka yang berpendidikan tinggi akan lebih berpeluang berhasil dari pada yang berpendidikan rendah (maaf). Tetapi bukan berarti lulusan SD tidak bisa berhasil. Saya sering melihat bagaimana sebuah perusahaan yang mayoritas karyawannya sarjana, tetapi ternyata pemiliknya hanya lulusan SD. Anda juga bisa membaca salah satu cerita konyol mengenai hal ini di artikel Email Anak SMP. Bahkan, 6 dari 10 Pemuda Pengubah Dunia yang saya tulis beberapa waktu lalu itu juga tidak pernah lulus kuliah!
So, what? Saya akan berusaha untuk tidak menyalahkan pendidikan sebagai topeng kemalasan dan kebodohan saya. Jika tidak tahu, ya belajar.. simple kan?

4. Lingkungan saya tidak mendukung

Banyak sekali orang-orang hebat lahir dari keadaan yang sama sekali mendukung. Siapa saja? terlalu banyak untuk disebutkan :D. Beberapa di antaranya pernah tertulis di kategori Tokoh Inspiratif. Banyak tulisan dan lagu hebat yang justru lahir saat penulisnya masih di dalam penjara. Banyak orang kaya lahir dari keluarga miskin. Banyak ilmuwan yang dulunya dianggap bodoh atau gila, bahkan Thomas A. Edison pun pernah ditolak masuk SD karena dianggap idiot. Saat keadaan berkecamuk karena perang dan menjadi pengungsi, Albert Einstein malah dinobatkan menjadi Doktor dan Guru Besar. Bung Karno juga bukan sarjana politik, beliau adalah insinyur, dalam keadaan terbuang di Bengkulu, beliau malah merancang beberapa rumah dan merenovasi Masjid Jami’ di tengah kota. Tom Cruise? Ah, dia hanya seorang disleksia yang susah membedakan antara huruf “b” dan “d”. Keadaan bisa membuat berhasil tetapi bisa juga membuat gagal. Yup, Semua tergantung dari bagaimana cara  melihat dan menghadapinya..

5. Masa lalu saya hancur

Dalam konteks ini, sepertinya kisah mengenai Oprah Winfrey bisa menutupnya. Yup, orang tuanya bercerai, dan lebih parah lagi, dia pernah diperkosa oleh saudara sepupunya. Tiap orang tahu, mengatasi problem masa lalu memang rumit. Masa lalulah yang membentuk diri dan menentukan bagaimana sifat dan sikap seorang manusia. Tetapi, itu “hanya film”.. yah, film! cukup untuk dilihat dan diikuti ceritanya, bisa dijadikan inspirasi atau motivasi hidup (kalo perlu), atau bisa juga dijadikan ‘hobi’ saat senggang. Tetapi, film hanya film.. berbeda dengan kenyataan sekarang.
Ia hanya dokumentasi sejarah dan tidak ada yang bisa dirubah. Kenapa harus ngotot pada sesuatu yang sudah tidak bisa dirubah? Lebih baik jika menyutradarai “film baru” yang ceritanya bisa dirubah seperti yang diinginkan.. saya biasa menyebut film baru tersebut: “Masa Depan“.

6. Saya tidak punya kesempatan

Hmm.. setahu saya setiap orang diberi waktu yang sama setiap harinya: 24 jam. Kenapa hasilnya bisa lain? Yup, setiap orang menggunakannya dengan caranya masing-masing. Memang, setiap orang dianugerahi lingkungan yang berbeda-beda. Ada lingkungan yang memang cukup kondusif untuk maju, tetapi ada juga yang destruktif bagi kemajuan. Tetapi, bukan berarti kesempatan itu tidak ada!
Jika melihat kemiskinan, berarti saya diberi kesempatan untuk mengentaskan kemiskinan. Jika melihat orang tertimpa musibah, berarti saya diberi kesempatan untuk menolong.. sekali lagi, Kesempatan! Ia selalu ada di sekitar saya. “Kesempatan” adalah pemicu kemauan seseorang untuk merubah sesuatu yang gak beres menjadi beres.. sesuatu yang gak baik menjadi baik. “Kesempatan” tidak hanya muncul pada situasi-situasi yang mengenakkan, malah sebaliknya, semakin kritis lingkungan, akan semakin banyak kesempatan yang muncul. Bukankah krisis ekonomi tahun 1998 yang lalu justru malah melahirkan banyak sekali jutawan-jutawan baru? Bukankah mereka yang ‘berhasil’ adalah mereka yang bisa melihat dan memanfaatkan “kesempatan” ini?

7. Saya kurang beruntung

Yup, keberuntungan memang bisa dikatakan sebagai hal yang statis, ia tidak datang begitu saja pada setiap orang. Ia memang seperti anugerah. Jika keberuntungan memang sulit diusahakan, lalu kenapa tidak memintanya kepada Sang Pemberi Anugerah? ;). Dulu pernah ada penelitian mengenai hal ini. Lengkapnya pernah tertulis di artikel The Luck Factor. Yeah.. di situ terdapat beberapa tips untuk ‘merayu’ Sang Pemberi agar selalu melimpahkan keberuntungan pada umatnya.

8. Saya Takut Sakit Hati lagi

Di twitter, seorang sahabat pernah menulis “Mencintai, memiliki, dan merasa kehilangan adalah satu paket kehidupan yang tidak dapat dipisahkan..”. Selain itu, di blog ini juga pernah ada tulisan Tentang Perpisahan. Yup.. “Kelak, setiap orang pasti akan meninggalkanmu, atau justru kamu yang akan meninggalkan mereka.. “. Sakit hati juga sebuah bagian penting dari proses kehidupan.. bukankah Hati yang sempurna dan bijaksana adalah justru hati yang memiliki banyak bekas luka?

9. Saya khawatir jika hasilnya mengecewakan

Tidak ada satu orang pun yang tidak pernah mengecewakan orang-orang di sekitarnya. Tidak mungkin memiliki banyak teman tanpa memiliki sedikit musuh. Tidak ada karyawan yang sama sekali tidak pernah mengecewakan atasannya. Yang paling penting adalah apa yang harus dilakukan jika ternyata mengecewakan orang lain? yup.. Tiga Kata Ajaib mungkin bisa bisa membantu.. ^^

10. Saya takut salah

Nobody perfect! That’s all.. :D. Setahu saya.. orang yang takut salah dan takut gagal justru malah lebih banyak berbuat kesalahan. Tidak ada percobaan ilmiah yang tidak pernah gagal. Tidak ada pengusaha sukses yang belum pernah bangkrut, tidak ada peruntung tenar yang belum pernah mengalami kerugian, tidak ada aktivis yang tidak pernah teraniaya, tidak ada tokoh politik yang belum pernah dikritik, dan tidak ada selebritis terkenal yang belum pernah dicacimaki. Yup.. ini adalah “kuat-kuatan”, mereka yang tahan terhadap dampak kesalahan yang pernah dibuat dan tidak pernah berhenti berusaha.. merekalah yang berhasil.. ^^

Sumber >> http://www.ceritainspirasi.net/blog/ 

RamaBux.com

Iklan BloggerBesatu.com

Iklan BloggerBersatu.com

PTC Bisnis Internet

Jayaclix.com

Get Paypal

Daftar ke PayPal dan mulai terima pembayaran kartu kredit secara instan.

Popular Posts